Malaysia : Bukit Bintang Culinary

Senin, Juni 20, 2016

Malamnya, saya dan rekan mengunjungi Ampang Park, the OldTown Coffe untuk menemui Fabian, teman yang kami kenal dari couchsurfing. Kemudian dia mengantarkan kami ke Bukit Bintang, untuk makan malam. Fabian Subash, nama teman saya itu. Half Malaysian, half India.


Kami berjanji pada tepat setengah 9 malam, namun karena beberapa hal yang terjadi di hostel, kami baru bisa berangkat 8.20, 10 menit lagi, ahh, tidak akan terkejar ini, pikir saya dalam hati. Kami segera menuju stasiun terdekat, Masjid Jamek, karna memang hostel kami dekat sekali dengan masjid tersebut, akan saya ulas nanti! Saya melihat rute, membeli tiket kereta yang serupa koin dan mulai menunggu kereta bawah tanah itu. Jarak dari masjid jamek ke ampang park adalah 5 stasiun, ah , mumgkin akan cukup lama, belum lagi kami tak tau diaman itu Old Town coffe, perlu waktu juga bagi kami untuk menemukannya, terlebih lagi, yah, kami tidak membeli simcard, jadi hanya mengandalkan wifi. Dan wifi terakhir sebelum berangkat kami dapatkan di Hostel dan saat itu miss petri bilang ke Fabian kira-kira seperti ini "Kami akan berangkat, namun kami tidak memiliki akses internet. Kami pastikan berangkat dan semoga kami bisa menemukan Old Town Coffe dan menemukanmu dengan cepat." Udah kayak pesan terakhir aja wakakaka..

menunggu sambil harap-harap cemas, tapi masih bisa foto juga
Perjalanan yang saya perkirakan akan lama, ternyata berkebalikan. Saya lupa mungkin bahwa di bumi Malaysia ini udah ada kereta cepat, saya yang berniat menghitung waktu dari Masjid Jamek ke Ampang Park, rajin-rajin melirik ke handphone *cuma untuk liat jam* kami berangkat dan kereta berjalan, stasiun demi stasiun saya rajin melihat jam, dan ternyata cuma selisih 1 menit! *heran, padahal udah seharian naik jenis transportasi ini, tapi baru sadar, mungkin karna memang ini masih jarak dekat, kalo ke batu caves kayaknya per stasiun bedanya cukup lama. Dan kami sampai di ampang park, 5 menit kemudian, melewati 5 stasiun, sudah termasuk turun naik penumpang *alamaaak. Alhamdulillah

Naik dari stasiun bawah tanah saya mencoba mencari yang namanya Old Town Coffe, kalau susah, saya akan mempergunakan senjata miss petri pakai GPS (GOLEK PENDUDUK SETEMPAT) atau apalah itu, intinya nanya orang sekitar, haha. Tapi sebelum tanya, begitu nongol ke permukaan dari bawah tanah, eh , saya sudah menemukan yang namanya Old Town Coffe, nice! Dan kami masuk dan menemukan Mr. Fabian Subash sedang asik menggambar dan menikmati Coffe, gambarannya sih sempet liat dikit, abstract-gimana gitu, kurang paham. Kami duduk sebentar, bercakap barang 5 menit, udah larut malam dan Mr. Fabian ini akhirnya mengajak kami Ke Bukit Bintang, makan malam! Hah? makan malam, jam segini? Makan larut malam maksudnya? tapi saya iyain aja deh, pertimbangan kami hanya : "Fabian, we got here by train and they said the last train is about 11pm. So, i hope we're not miss the last train", and Fabian said "I'll drive for you" Dalam hati : Yess!!! Tumpangan gratissssssss!!! *muka2 gratisan*

Jalan beberapa menit, chit chat lalalaa, lewat Petronas yang ternyata indah banget kalo malem, tapi gak berenti dan akhirnya sampai disuatu tempat makan yang lumayan ramai. Banyak menu, kemudian kami bertanya pada Fabian, yang recomended apa? Dan dia bilang Nasi Goreng America, he said his friend always order that menu everytime they have dinner here. Dan yaudah kami ikut aja dah. Dan minumnya, lagi-lagi saya mencoba Milo! Ha haha.
the best milo i ever tried, Milo Tarik is highly recomended

Ada satu yang menarik dari Nasi Goreng America ini. Jadi, itu adalah makanan thailand lengkap dengan saus merahnya itu. Nasi goreng itu mirip bahasa indonesia, dan itu namanya nasi goreng america. Jadi, saya makan masakan thailand di restoran Malaysia dan masakan itu namanya Amerika! *bingung* yang penting makan, dan enak.

 Enak sih, iya seriusan enak! Apalagi milo tarik, cita rasa milo paling enak yang pernah saya coba di Malaysia, sungguh rasanya menusuk sampai sanubari *halah Tapi nasi gorengnya enak, kok mirip banget sama nasi goreng indonesia,  ada ayam dan berbagai bumbu lain, jadi cocok di lidah saya, lalu ada tambahan saus merah khas thailand itu, ditambah lagi dengan telur mata sapi setengah matang, sayuran, tapi porsinya banyak jadi gak habis saya , miss petry juga ga bisa habis karena saus itu pedas dan miss petri tidak boleh makan pedas! Boleh, tapi gak boleh terlalu pedas pun tak boleh banyak! Nyicip kalo cuma 0,01 ml sih gapapa kali. Fabian sendiri? sepertinya dia cuma makan mie yang bagi saya mirip - mirip indomie, jadi standar aja tapi menggoda, dan dia menyelesaikan makannya hanya setara dengan saya makan beberapa suapan, itu lahap atau cepat? Atau lapar ? Haha, over all, enak dan asik! See you...


You Might Also Like

0 comments

mari meninggalkan jejak :)

Instagram

Subscribe